Kamis, 29 Januari 2015

Cerpen Karya Anak Bangsa : Membaca Itu Penting



Cerpen
Membaca Itu Penting
Oleh Dadan S.
Membaca itu penting. Begitu selalu yang dikatakan Ayah dan Ibu. Dan kali ini, kakakku ikut-ikutan bilang begitu. Bosan juga mendengar nasihat itu. Apalagi jika kak Wati mengucapkannya saat aku nonton TV. Cerewet!
“Kan, kamu bercita-cita ingin jadi menteri atau presiden. Cita-citamu itu OK. Tapi salah satu modalnya adalah membaca!”
Aku lalu menjawab, “Yang penting itu pintar ngomong. Tidak perlu membaca segala!”
“Coba saja ngomong. Apa omonganmu bisa ada isinya tanpa membaca?” tantang kakakku.
Malamnya, sebelum tidur, aku berdiri tegak di muka cermin. Perlahan tapi pasti, mulut kubuka. Kata-kata kurangkai. Ternyata yang keluar...
“Jadinya... jadinya....”
Ah, gagal! Aku lalu kembali mencoba. Mulut kubuka perlahan.
“Oleh karena itu... Oleh karena itu....”
Ugh, kepalaku benar-benar kosong. Bingung, tak tahu harus bicara apa. Ternyata jadi presiden ataupun menteri memang berat. Wah, untungnya kekonyolanku ini tidak kulakukan di depan Kak Wati.
Esoknya, segera kuganti cita-citaku. Bukan ingin menjadi menteri, bukan pula menjadi presiden. Aku ingin menjadi wartawan saja. Namun, mendengar cita-cita baruku itu, kakakku tertawa geli. Lalu kembali memberi nasihat seperti yang sudah-sudah. Membaca itu penting! Dengan santai kakakku bertanya,
“ Apa kamu pikir wartawan itu bodoh? Otaknya kosong tak berisi?”
“Ya, tidak juga. Tapi, untuk jadi wartawan, kan, tidak perlu banyak membaca. Yang penting bisa menulis, bisa mengarang, dan juga bisa mencari berita.”
“Coba buktikan. Buatlah karangan sesukamu!” tantang Kak Wati lagi.
“Tunggulah, besok,” kali ini tantangan Kak Wati kusetujui. Aapalgi katanya aku akan dibelikan Tamiya. “Kubuktikan semuanya besok. Modalnya hanya pulpen dan kertas. Bukan membaca. Lihatlah.”
Satu jam lebih aku terpekur. Hanya dua kata yang barusan kutulis. Kertas masih kosong melompong. Aku tak tahu bagaimana harus merangkai kata-kata. Kak Wati duduk di depanku. Sesekali ia mengamatiku. Tangannya menggenggam buku, entah buku apa. Hobinya memang membaca. Tampak ia begitu asyik membaca.
Kak Wati menungguku membereskan karangan. Aku telah berjanji akan menyelesaikannya dalam waktu 30 menit. Tapi nyatanya...
“Sudah satu setengah jam. Tapi tenanglah. Tak perlu buru-buru. Kalimatmu pasti bagus,” sindir kakakku.
Jelas Kak Wati bisa melihat kebingunganku. Berkali-kali aku menghapus debu yang mengotori kertas kosong melompong itu. Keringat dingin tak tersa merembesi kepala dan badanku. Sesungguhnya aku sangat ingin menyerah. Tapi gengsi.
“Tunggu sebentar, ya, Kak!” ujarku tiba-tiba.
Aku pura-pura ke kamar mandi. Padahal, ketika Kakak tak melihat, aku bergegas masuk ke kamar.
Di sana ada sebuah buku tergeletak. Tanpa pikir panjang, kubuka dan kucari-cari isinya. Kebetulan! Sebuah buku yang sangat pas dengan kebutuhanku. Selembar kertas kucabut dari buku tulis. Lalu aku mulai mengutip tulisan di dalam buku itu.
... Manusia adalah makhluk hidup. Perbedaannya dari hewan dan tumbuhan terletak pada kemampuan otaknya. Secara Biologis...
Sorenya, setelah karangan itu beres, kakakku tertawa ngakak lagi. Tentu saja itu membuatku heran.
“Hebat! Hebat sekali!” pujinya. “Kamu bakal jadi pengarang sekaligus wartawan yang cerdas. Hanya sayang....” Kakak sengaja menggantung kalimatnya. Membiarkanku melongo. “Kamu adalah wartawan yang menjiplak buku biologi! Lihatlah kalimat yang kamu pakai. Persis kan dengan buku Kakak ini?”
Tiba-tiba ia mengeluarkan buku yang tadi kujiplak. Aku tercenung. Ternyata Kak Wati sengaja meletakkan buku itu di kamarku. Untuk membuktikan bahwa membaca itu penting. Ternyata...Ayah, Ibu, dan Kak Wati memang benar. Membaca itu penting!

1 komentar:

  1. How do I make money? - How to make money on live casino games
    With casinos that allow players to make bets without risking money, you can't really make money without a deposit. In fact, the process involves placing your bets and งานออนไลน์

    BalasHapus